Sabtu, 27 Maret 2010

diksi (pilihan kata)

Secara khususkhusus adalah kata atau kelompok kata yang yang ruang lingkup penggunaannya mencakup hal hal yang sempit contohnya malaria istilah khusus dibidang kesehatan
Secara umum adalah kata atau kelompok kata yang ruang lingkup penggunaannya mencakup hal hal umum edan mencakup aspek aspek yang lebih luas contohnya hepatitis istilah umum dibidang kesehatan istilah khususnya hepatitis a,b,c
Jadi diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud

Macam macam makna
1. Makna denotasi
Makna kata atau kelompok kata yang sesuai dengan konsep asal apa adanya dan tidak mengandung makna tambahan makna denotasi disebut makna lugas atau makna objektif
Contohnya meragh= cerah
2. Makna konotasi
Makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran seseorang.konotasi sebenarnya makna denotasi yang telah mengalami penambahan baik dari sikap social,lingkungan geografis ataupun dari factor kesejarahan
Contohnya Putih = Bersih
3. Makana leksikal
Makna yang didasarkan makana kamus makna ini terdapat didalam kata kata yang belum mengalami proses perubahan bentuk ataupun kata yang belum digunakan dalam kalimat
Conthnya Ibu,pergi,ke Pasar
4. Makna gramatikal
Makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikalisasi bisa berupa pengimbuhan pengulangan atau pemajemukan misalnya yah saya,berpergian,kekebun
5. Makana structural
Yakni makna yang dimiliki oleh suatu kata setelah digunakan dalam kalimat
Misalnya ayah dalam kalimat ayah saya telah peri kekebun kata ayah dalam hal ini bermakna orang tua laki laki yang pergi kekebun
6. Makna kontekstual
Makna yang terkandung suatu kata yang keberdaan maknanya itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya
Contodia malas
7. Makna kalimat berita
Makna yang isinya berupa penyampaian berita atau informasi
8. Makana kalimat perintah
Makna yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu
Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan kaidah kaidah tandar atau kaidah yang telah dibakukan kaidah standar yang dimaksud adalah EYD tat bahasa bakubatau kamus umum contohnya kata baku adalah saya,mengapa,dilihat,bertemu
Kata tidak baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya tidak memenuhi kaidah kidah umum tersebut sebagai contohnya gua,kenapa,dilihatin,ketemu

kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
- Joy adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Pergi!- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :

-Subjek/Subyek(S)

Predikat(P)

Objek/Obyek(O)

- Keterangan (K)
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
PELATIHAN
Ubahlah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi kalimat efektif!
1. Seluruh siswa-siswa diharapkan harus mengikuti kerja bakti.
2. Para siswa-siswa diharuskan hadir di sekolah.
3. Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan.
4. Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap
5. Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur
Syarat Kalimat Baik dan Benar
1 Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Menurut Putrayasa (2007: 54) kesepadanan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan. Sehingga kesatuan gagasan yang akan disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.
Kesepadanan sebuah kalimat ditandai oleh beberapa hal, yaitu:
1. Memiliki subjek yang jelas (kata depan di, dari, dalam, kepada daripada, sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan.
Contoh:
- Menurut presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan diprioritaskan.
- Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
Kalimat-kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh kata depan. Oleh karena itu, kata depan harus dihilangkan sehingga menjadi:
- Presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan diprioritaskan.
- Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Memiliki Predikat yang jelas (Predikat kalimat tidak didahului kata Yang)
- Rumah kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01.
- Rumah kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01.
2. Tidak boleh ada subjek ganda pada sebuah kalimat.
- Soal itu saya kurang jelas.
- Pekerjaan itu saya kurang cocok.
- Soal itu bagi saya kurang jelas.
- Pekerjaan itu bagi saya kurang cocok.
3. Kata penghubung intrakalimat tidak boleh digunakan dalam awal kalimat tunggal.
- Tidak semua data ditampilkan. Karena lokasi penelitian sangat sulit dijangkau.
- Tidak semua data ditampilkan, karena lokasi penelitian sangat sulit dijangkau.
2 Keparalelan
Menurut Arifin dan Tasai ( 2006:106) keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:
- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes
3 Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu (Arifin dan Tasai 2006:106). Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.
Menurut Arifin dan Tasai (2006:106) kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh
- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya
- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Contoh:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya
- Ia memakai baju merah
- Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, misalnya:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang
4 Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai, 2006:105).
Contoh :
a. mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para lulubalang, dan para mentri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para lulubalang, dan para menteri.
5 Kepaduan
Kepadua adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis) (Arifin dan Tasai, 2006:106). Kepaduan dalam kalimat ditandai dengan hal sebagai berikut.
1. Kalimat padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
- Surat itu saya sudah baca.
- Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Perbaikannya
- Surat itu sudah saya baca.
- Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Tidak menyisipkan kata diantara predikat dan objek
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
- Pemerintah menaikkan bagi harga BBM sebesar 20%.
Perbaikannya
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.
- Pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 20%.
6 Kelogisan
Menurut Arifin dan Tasai, ( 2006:106), yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Perbaikannya :
a) Bapak kepala sekolah kami persilakan.
b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
Dari berbagai sumber

RAGAM BAHASA

• Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonemena sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Contoh: Ibu bilang kita harus rajin belajar
Saya tinggal dijakarta
Ciri-ciri Ragam Bahasa Lisan:
Memerlukan kehadiran orang lain
Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap;
Terikat ruang dan waktu
Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Kelebihan Ragam Bahasa lisan:
Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
Kelemahan Ragam bahasa lisan:
Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang
• Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh : Ibu mengatakan bahwa kita harus rajin belajar
Saya bertempat tinggal dijakarta
Ciri-ciri Ragam bahasa tulisan:
Tidak memerlukan kehadiran orang lain;
Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap;
Tidak terikat ruang dan waktu;
Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan Ragam Bahasa tulisan:
Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
Kelemahan Ragam bahasa tulisan:
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.
Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.
a. Ragam Lisan
1) Penggunaan Bentuk Kata : Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni.
2) Penggunaan Kosakata : Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.
3) Penggunaan Struktur Kalimat : Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.
b. Ragam Tulis
1. Penggunaan Bentuk Kata : Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni.
2. Penggunaan Kosakata : Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu .
3. Penggunaan Struktur Kalimat : Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
1. Ragam Bahasa Fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.
• Ragam Keilmuan/Teknologi : Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila diperlukan.
• Ragam Kedokteran : Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone = ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati.
• Ragam Keagamaan : Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
• Ragam Bahasa Sastra : Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra
banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejels-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
• Ragam Bahasa Iklan :Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik, ciri-ciri ragam bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada sugestif
Ragam bahasa terdiri dari cara pengungkapan dan ragam fungsional.Cara pengungkapan adalah suatu media atau cara yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan komunikasi yang baik